Tanjung Sakti,BKO – Belum dibangunnya pintu air untuk mengairi persawahan, petani sawah di Desa Pulau Panggung, Kecamatan Tanjung Sakti Pumi terpaksa turun ke sungai ayek langkap.
Dengan menggunakan alat pertanian tradisional, puluhan petani membendung sungai dengan batu dan pasir yang di masukkan kedalam karung. Tujuan agar air dapat mengairi saluran irigasi di Desa itu.
“Sampai kapan kami harus begini, ayolah pemerintah tolong atasi permasalahan kami ini,”ungkap Gandi (35) salah satu petani di Desa itu, Sabtu (19/2).
Menurut Gandi sawah yang dialiri sungai itu, luasnya sekitar 50 hektar. Setiap memasuki masa tanam, petani gotong royong memperbaiki saluran air. Jika tidak ingin gagal panen.
“Terpaksa, lokasi kepala mata air ini tempatnya dibendungan daerah pagar Jati,”ungkapnya.***(HS)