Sedekah Adat dan Sumber AIR GARAM ABADI kabupaten Lahat

banner 468x60

 

BKO – Letak Geografisnya yang berkontur perbukitan dan tebing serta ngarai terjal dan berjarak sangatlah jauh dari pesisir pantai atau laut tapi Walaupun Tak punya laut dan berjarak puluhan ribu kilometer dari lautan, namun sebuah desa di kecamatan lahat selatan kabupaten LAHAT Provinsi Sumatera Selatan terdapat suatu lokasi yang mengalirkan air dengan tekstur ASIN layaknya air LAUT pada umumnya.

Dahulu kala sumber air asin tersebut dijadikan tempat oleh masyarakat Lahat dan sekitarnya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi GARAM sehari hari. Selain sebagai lokasi pengambilan air garam lokasi tersebut diyakini sebagai salah satu tempat ADU DIGDAYA KANURAGAN pada era sebelum dan setelah islam masuk ke Nusantara.

Perjalanan menuju Spot air asin yang tersebar dibeberapa titik lokasi pada daerah aliran sungai lengkupi desa kerung atau lazim disebut desa kehung melalui daerah perkebunan karet warga desa setempat dengan jarak tempuh 4 (empat) kilometer melalui ngarai bukit yang termasuk dalam kawasan perbukitan 25 atau disebut dengan bukit selawi dalam dialek daerah setempat (Lahat). Awalnya jalan yang menuju titik lokasi dari desa kerung/kehung berada diujung desa kemudian berbelok kearah kanan menuju dusun kerung/kehung lama separuh jalan kearah desa kerung lama sudah di cor beton walaupun permukaan jalan cor beton tersebut sudah mengelupas padahal belum terlalu lama dibangun kemudian menempuh jalan yang sama sekali belum diaspal apalagi di cor beton. perjalanan yang semula ditempuh dengan kendaraan roda dua dan bisa juga dengan mengendarai kendaraan roda empat harus terhenti ketika memasuki jalan mendaki sepanjang kurang lebih seratus meter karena harus menuruni tebing perbukitan selebar kurang dari satu meter namun bisa dilalui oleh kendaraan roda dua yang sudah di modifikasi sedemikian rupa hingga menyerupai motor trail modern tapi jelas berbeda Cc dan bentuknya, kendaraan motor jenis ini biasanya digunakan warga desa setempat untuk mengangkut hasil perkebunan warga desa seperti getah pohon karet dalam bentuk balok dengan diameter lingkar 50cm dan panjang 80cm hingga satu meter.

Setelah menempuh perjalan 10 menit maka akan bertemu dengan aliran sungai lengkupi yang masih asri namun dimusim kemarau yang terjadi seperti sekarang debit air sungai lengkupi hanya setinggi pergelangan kaki/tumit orang dewasa namun arusnya masih sedikit deras. Setelah menyeberangi sungai perjalanan kemudian kembali dilanjutkan kearah hulu sungai menuju makam keramat puyang ketunggalan jarak tempuh dari aliran sungai menuju tempat di makamkannya salah satu orang sakti yang merupakan orang pertama yang membuka kawasan hutan kemudian mendirikan dusun kerung/kehung lama.

Dalam komplek makam tersebut terdapat beberapa nisan dengan batu alam sebagai penanda untuk bagian kepala. Batu nisan tersebut terdiri dari berbagai bentuk diantara beberapa batu nisan ada satu buah batu yang berbentuk bulat melingkar dengam diameter sekitar 30cm. Batu bulat melingkar dengan permukaan halus pipih tersebut digunakan sebagai tempat peziarah meletakkan ranting bambu yang memang banyak berada disekitar makam. Ranting bambu tersebut biasanya dipotong kemudian diukur panjangnya dengan kilan jari peziarah setelah mengukur panjang ranting bambu dengan panjang antara jari jempol dan kelingking dengan cara direntangkan (sekilan) kemudian potongan bambu tersebut diletakkan diatas batu bulat dengan permukaan pipih tadi. Setelah melakukan ritual adat dengan membaca doa kalimatullah biasanya di pimpin oleh kuncen atau dalam bahasa daerah setempat (Lahat) disebut JURAI TUE atau orang yang di tuakan berdasarkan nasab atau garis keturunan dari Trah pendiri dusun. Kemudian setelah pembacaan doa dan tradisi lainnya selesai digelar maka potongan ranting bambu tadi kembali di ukur oleh warga/peziarah untuk di ukur kembali panjangnya. Uniknya potongan ranting bambu yang diambil ukurannya akan berbeda dari awal diambil dan dipotong pada awal sebelum ritual. Masing masing orang mempunyai pengalaman spiritual berbeda ada potongan rantingnya memanjang dan ada pula yang ukuran ranting bambunya menjadi lebih pendek dan ada juga yang tidak mengalami perubahan. Yang bisa diartikan dalam banyak hal tergantung keyakinan dan bagaimana menyikapi fenomena tersebut.

Baca Juga  Polsek Merapi Barat Menyerahkan  Bantuan Kepada Keluarga Lia Korban Laka Lantas

Mistis dan kedigdayaan di seputar MAKAM PUYANG KETUNGGALAN terbukti saat terjadinya kebakaran hutan dan lahan beberapa bulan lalu. Dinding Makam yang terbuat dari papan dan terletak ditengah kebun bambu yang berada dibibir sungai LENGKUPI tersebut sama sekali tak tersentuh api

Tak hanya makam itu saja disebelah kiri makam berjarak sekitar lima meter juga ada satu buah makam keramat tempat dikuburkannya salah satu orang sakti lainnya yang berkubur hidup hidup dan konon berdasarkan tutur yang diceritakan secara turun temurun orang sakti yang berkubur dalam keadaan hidup tersebut sampai sekarang masih hidup (wallahualam) dan sering menampakkan wujud aslinya kepada orang orang tertentu atau yang dikehendakinya. Kedua makam tersebut yaitu p makam puyang ketunggalan dan makam puyang padang tersebut bertalian erat dan mempunyai jalinan kisah cerita yang erat namun hanya orang orang tertentu saja yang bisa menjelaskannya dan hanya dalam keadaan tertentu saja bisa di ceritakan. Misalnya mempunyai hajat atau tujuan tertentu dalam artian mengambil atau mengetahui karomahnya saja. Biasanya dilakukan oleh orang orang yang mendalami ilmu kanuragan atau kebatinan.

Saat ini Juru Kuncen atau lazim disebut Jurai Tue kerung adalah Yahya Edward SE.MS.i yang juga merupakan kepala dinas DPMPTSP Kabupaten Lahat.
Saat memimpin doa dan ritual sedekah adat yang dilakukan dalam kurun waktu 3 (Tiga) sekali yang dilakukan pada hari minggu (22/10/2023) yang dihadiri oleh Kapolres Lahat AKBP S Kunto Hartono SIK MT, Bersama Kajari Lahat Gunawan Sumarsono, Personil Kodim 0405 Camat lahat selatan beserta istri Mario Andramartik Staff khusus Bupati Lahat Bidang Pariwisata/Parekraf dan warga desa yang berasal dari enam desa yang ada dikawasan Lahat selatan dan sekitarnya.

 

Yahya Edward SE.MS.i menolak untuk mengakui apalagi menjelaskan bahwa dirinya adalah salah seorang pemilik ucap (mantra) semule jadi dari beberapa orang yang memiliki mantra tersebut.
Belum diketahui secara pasti apakah ucap atau mantra semule jadi tersebut merupakan ucap atau mantra sakti milik serunting sakti atau yang lebih dikenal sebagai SI PAHIT LIDAH yang melegenda.

Letak Sumber mata air asin sendiri berada dipinggiran sungai menuju arah ke makam tempat digelarnya sedekah adat dusun. Dari dua sumber mata air asin letaknya satu ada di pinggir sungai dan satu sumber lagi terletak dibadan sungai. Air asin mengandung garam tersebut merembes melalui celah batuan dan terkumpul dalam cekungan batuan dengan lebar 5 cm dengan kedalaman 3-4 cm. Untuk mengambil air asin dilokasi yang berada dibadan sungai tersebut harus membutuhkan kesabaran extra karena kecilnya tempat air asin tersebut mengalir dan terkumpul namun di spot ini air asinnya selain untuk dikonsumsi juga dijadikan tempat untuk ritual pengobatan alami sejak dahulu kala. Bisa dibayangkan harus extra sabar mengingat cerukan batuan yang kecil tempat menampung air asin merembes keluar. Namun saat debit air sungai lengkupi tinggi maka orang yang melakukan ritual pengobatan bisa dengan mudah untuk mandi disana karena akan terlihat antara air tawar sungai lengkupi dan air garam tidak menyatu walaupun sumber air garam itu berada diarah ketengah sungai.

Baca Juga  Bupati lahat Meninjau Pembangunan Rumah Sakit Pratama Type D di kecamatan Tanjung Tebat

 

Kemudian sumber air asin yang satu lagi berada dipinggiran sungai dengan cerukan atau lubang tempat penampungan yang lebih besar dilokasi ini bisa sedikit leluasa mengambil air asin karena tempatnya yang lebar dan memanjang.

 

Namun sayangnya lokasi air asin ini tidak terurus dan tidak dikelola dengan baik oleh warga sekitarnya, padahal jika dikelola dengan baik Oleh BUMDES setempat maka tempat ini bisa menjadi spot tujuan wisata unggulan yang bisa menambah pendapatan. Dengan mengalokasikan dana desa yang kemudian dibangunkan untuk jalan untuk menuju lokasi air garam abadi dan dikelola dengan baik bisa dipastikan pemilik modal baik lokal dan tidak tertutup kemungkinan PMA/INVESTOR ASING akan mengucurkan dana untuk menanamkan modalnya di kecamatan Lahat selatan, Kabupaten lahat ini ” ujar Kajari Lahat Gunawan Sumarsono SH dilokasi air asin abadi.

 

Dan kami dari jajaran Polres Lahat siap membantu dari sisi pengamanan dan lainnya karena tempat ini juga bisa dijadikan lokasi hiking atau underbon tentunya dengan melibatkan karang taruna dan warga desa maka akan mengurangi angka pengangguran dan menekan angka kriminalitas di daerah sini desa kerung dan lahat selatan pada umumnya” ucap kapolres Lahat AKBP S Kunto Hartono SIK MT. Saat berbincang bincang dirumah kepala desa kerung/kehung usai sedekah adat digelar.

 

 

 

Dalam kesempatan yang sama Staf khusus Bupati lahat bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mario Andramartik mengatakan bahwa lokasi ini memang harus dikelola secara baik dan melibatkan seluruh unsur elemen yang ada jika dikelola dengan baik dan profesional maka fenomena alam yang terjadi dengan adanya sumber mata air asin di desa kerung/kehung di kecamatan Lahat selatan ini akan membawa dampak Positif dalam banyak hal.
” Selain bisa menjadi tempat tujuan wisata dan wisata religius tempat ini juga bisa menjadi salah satu sumber peyangga pendapatan desa dan daerah, tentunya harus dikelola secara baik. Akses jalan menuju lokasi harus diperbaiki, tour guide nya harus dibekali dengan tata krama dan tata cara yang baik pula. Dan saya yakin kedepan lokasi ini akan menjadi tujuan wisata yang ramai dikunjungi oleh wisman dan wisnu, kan tidak tertutup kemungkinan wisatawan mancanegara (wisman) tertarik datang kesini kemudian melakukan penelitian,” terang Mario Andramartik.***(Tirta.Ka)

 

 

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60